Jurnal Monolog - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Sebagai guru yang dalam kesehariannya menghadapi persoalan yang silih berganti, diperlukan keterampilan dalam pengambilan keputusan sebagai pemeimpin pembelajaran yang tepat dan dapat mengakomodir kepentingan murid dengan baik.  

Dalam proses pengambilan keputusan, guru harus dapat mengenali persoalan yang dihadapinya tersebut masuk dalam kategori bujukan moral atau delima etika. Jika telah jelas masuk ke dalam kategori bujukan moral, seharusnya guru harus dapat mengambil keputusan yang benar, karena yang dihadapinya adalah tentang benar melawan salah, bukan lagi antara benar melawan benar yang sering disebut dengan delima etika.

Pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 

Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Paradigma ini membahas tentang pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawansebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Dapat pula konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok sdikit melawan kelompok lebih banyak.

 

 

 

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Paradigma ini membahas tentang ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan), karena manusia adalah makhluk sosial yang memiliki rasa dan karsa.

 

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kita sering dihadapi pada persoalan yang mempertentangkan antara kejujuran dan kesetiaan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur danberlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujurmenyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan padaprofesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat.

 

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang. paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilihantara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akandatang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, ataupada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global.

 

Ketiga  prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihanpilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 

Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran memotivasi saya untuk mempraktikkannya pada kondisi nyata yang ada di sekolah, baik itu berhubungan dengan saya sebagai guru dengan guru, kepala sekolah, dan murid-murid. Pengukuran kefektifan pengambilan keputusan diukur dengan tingkat kebermanfaatan keputusan tersebut disandingkan dengan kepentingan murid di sekolah. Jadi, jika keputusan yang diambil berimbas positif untuk murid dan terjadi peningkatan-peningkatan maka hal terebut menjadi indikator kefektivan dan keberhasilan. Pengambilan keputusan yang efektif pula dapat diukur dengan melihat pada proses pengambilan keputusan dan hasil dari pengambilan keputusan tersebut. Dalam prosesnya pengambilan keputusan hendaknya dapat melalui 9 langkah pengambilan keputusan, sepertii pengenalan nilai-nilai yang ada, siapa saja yang terlibat dalam situasi, fakta-fakta yang relevan, pengujian benar-salah, pengujian paradigma benar lawan benar, pengaplikasian prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, pembuatan keputusan serta refleksi akan keputusan yang dibuat.

Rekan sejawat merupakan orang yang dapat mendampingi dan membantu mengevaluasi.

Hal pertama yang dapat saya lakukan agar pengambilan keputusan ini dapat efektif dan berjalan yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada segenap guru dan kepala sekolah tentang arti penting dari pengambilan keputusan pembelajaran. Setelah rekan guru memahaminya, saya meminta mereka untuk mencoba teknik-teknik pengambilan keputusan tersebut pada persoalan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Saya akan mencoba untuk menanyakan kepada mereka bagaimana pelaksanaannya? Adakah hal-hal yang menarik dari pengambilan keputusan itu? Saya akan mencoba menerapkannya pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran pada waktu guru telah aktif di sekolah, tetapi jika terlalu lama menunggu, maka saya akan menerapkannya melalui daring, dengan menyampaikannya melalui WAG (whatsapp group).

Comments